Monday, 23 July 2018

WEWEY WITA pesilat cantik kebanggaan indonesia



Wewey Wita berhasil mewujudkan ambisi meraih medali emas di pentas SEA Games. Pesilat cantik yang lahir di Tangerang pada 13 Februari 1993 itu mengalahkan pesilat Vietnam pada pertandingan final nomor Tanding kelas B putri SEA Games 2017
Kala itu, Wewey menang dengan skort telak 4-1. Bagi Wewey, ini adalah pencapaian fantastis mengingat pada dua edisi SEA Games sebelumnya yakni di Myanmar pada 2013 dan Singapura pada 2015, dia hanya meraih medali perak.

"Alhamdulillah. Ternyata doa yang selalu saya panjatkan agar diberikan kekuatan untuk meraih emas di Kuala Lumpur telah dikabulkan Allah SWT. Saya senang dan bangga meraih emas pertama dalam tiga kali penampilan di SEA Games," 


Pencak silat telah membuat nama Wewey dikenal. Kini, dia bahkan berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional. Wewey berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di pentas SEA Games.
Menariknya, Wewey tak berpikir menjadi atlet pencak silat. Awalnya dia ingin menjadi dokter. Itu tak lepas dari dorongan kedua orang tuanya. Ya, Wewey sempat dilarang menjadi pesilat karena orang tuanya lebih suka dia menjadi dokter atau model.
Hanya saja, Wewey memiliki darah olahraga bela diri yang mengalir dari kakeknya. Hati kecilnya berkata lain sehingga dia memilih menekuni olahraga pencak silat.

Dia bahkan mengaku pernah mencoba menekuni cabang bela diri lainnya, yaitu karate. Tapi, Wewey akhirnya tetap memilih pencak silat sebagai jalan hidupnya.
Wewey mulai mengenal pencak silat sejak duduk di bangku kelas V sekolah dasar di Ciamis, Jawa Barat. “Cita-cita saya sebenarnya ingin jadi dokter, tapi saya juga menyukai semua ekstrakurikuler olahraga. Mulai dari basket, atletik, renang, hingga pencak silat,” imbuhnya.


Perkenalannya dengan pencak silat pun untuk jaga diri sebagai perempuan. ”Melihat perempuan yang tertindas, rasanya ingin membela, tapi kalau ingin membela harus punya ilmu bela diri. Awalnya pencak silat untuk jaga diri, tapi lama-lama keasyikan dan berlanjut,” kata Wewey.
Di pencak silat, Wewey mengaku menemukan teman-teman yang menyenangkan untuk berlatih dan bergaul. Wewey mendapat gemblengan ilmu silat di perguruan silat Perisai Diri.

Seperti pengalaman atlet bela diri putri lainnya, orangtua Wewey pun sempat melarangnya. Namun, orangtuanya tidak lagi melarang setelah putrinya sangat bersungguh-sungguh dan mulai berprestasi.


Niatnya menjadi atlet pencak silat semakin serius setelah bergabung dengan PPLP Jawa Barat di Bandung saat kelas 3 SMP.
Jiwa petarung mengalir dalam diri Wewey. Itu terbukti dengan pilihannya menekuni nomor tarung yang keras, bukan nomor seni yang mengutamakan keindahan dan kekompakan memeragakan jurus.
”Silat lebih sulit daripada cabang bela diri lain. Seperti karate, ada batas kekuatan untuk menyerang lawan. Kalau silat, harus menyerang sekuat mungkin,” bebernya.

Wewey mengungkapkan dirinya belum pernah mencoba menekuni nomor seni. Sejak awal, tujuannya mempelajari pencak silat adalah untuk menjaga diri yang artinya berani bertarung satu lawan satu. Dia pun menilai persaingan di nomor tarung lebih berat karena setiap orang punya kemampuan masing-masing. Nomor tarung menurutnya lebih sulit dipelajari dan lebih menantang.




Sumber : jawapos

No comments:

Post a Comment